Sejarah Drum Blek



Pengertian Drum Blek, sebuah permainan musik yang di lakukan secara bersama-sama layak nya permainan Drum Band/Marching Band akan tetapi ada beberapa berbedaan dari segi kostum  dan alat-alat yang di gunakan. Drum Blek identik dengan barang bekas yang tidak terpakai yang di daur ulang, baik dari alat musik nya beserta kostum personel Drum Blek  di buat dari barang bekas. Memanfaatkan barang bekas yang ada di sekitar kita menjadi lebih bermanfaat dan berdaya guna.
Istilah Drum Blek sendiri di ambil dari kalimat Drum Band yang di rubah kalimat nya menjadi Drum Blek. Karena alat musik yang di gunakan berasal dari blek (kaleng), tong bekas dan lain sebagai nya maka orang menyebutnya dengan istilah
DRUM BLEK.
Biasa nya alat-alat yang di gunakan untuk bermain drum blek antara lain;
-Tong Besar sebagai penganti nada bass drum
- Kaleng minyak/cat sebagai pengganti nada snare drum
- Kaleng cat kecil yang di paralel 3 mewakili nada three tom
- Cakram rem sepeda motor di gunakan untuk mengganti symbal
- Tongkat billyard bekas biasa nya di gunakan sebagai tongkat mayoret.
yang di tambah perlengkapan lain nya agar bisa membentuk sebuah alunan musik yang enak di dengarkan,
Begitu juga dengan kostum pemain juga menggunakan barang bekas yang bisa di manfaatkan, di tambah lagi ciri khas nya yaitu kain batik yang di wiru/di lipat.
 
Dokumen 1990an
 Drum blek pertama kali di main kan sekitar tahun 1986. Berawal dari salah satu pemuda Kampung Pancuran Salatiga yang mengikuti event karnaval Hari Kemerdekaan yang terbentur pendanaan akhir nya, munculah ide-ide kreatif dengan memanfaatkan barang bekas. Salah satu pemuda pancuran Mas Didik, lebih akrab dengan panggilan Didik Ompong. Saat itu mencoba memainkan beberapa kaleng-bekas yang membentuk irama musik walaupun belum membentuk sebuah irama lagu, hanya sebuah alunan tabuhan kaleng, tong bekas saja yang asyik di main kan dan enak di dengarkan.

Gayung bersambut ide-ide itu pun di ikuti oleh kawan-kawan nya yang ada di Kampun Pancuran yang pada akhir nya munculah ide-ide kreatif membentuk sebuah alunan musik.
Keberhasilan mewujudkan ide membentuk alunan musik dari barang bekas, maka Mas didik bersama kawan-kawan nya yang ada di Kampung Pancuran Salatiga, memberanikan diri untuk tampil di Karnaval dalam rangka Hari Kemerdekaan yang di lakukan setiap setahun sekali.
Dengan mengenakan custom ala kadar nya dan sandal teklek(sandal jawa dari kayu) yang menjadi ciri khas drum blek, juga bisa di gunakan untuk menambah harmonis musik drum blek. Karena sandal teklek yang bersentuhan dengan aspal jalan akan mengeluarkan bunyi, yang hingga kini Kampung Pancuran tidak hanya di kenal sebagai pencetus drum blek akan tetapi juga di kenal sebagai barisan teklek. Kostum dan dandanan pemain drum blek pun tidak kalah menarik nya, ada yang berdandan ala orang korban kecelakaan dengan mata hancur keluar bola mata nya, ada yang berdandan ala orang sakit parah,  yang sebenar nya itu sebuah kritikan-kritikan untuk penguasa di saat itu. Yang pada akhir nya pancuran menjadi sorotan aparat karena kreatifitas nya mengkritisi pemerintahan waktu itu dan penampilan yang kolosal yang melibat kurang lebih 300an lebih masyarakat pancuran di setiap even karnaval kemerdekaan.
Pernah sekali dalam event karnaval, rombongan karnaval Kampung Pancuran di bubar kan oleh pihak aparat keamanan karena saat itu salah satu peserta karnaval memakai kostum ala tentara jepang dan membawa bendera jepang besar yang di kibar-kibarkan mengikuti rombongan drum blek.
Drum blek pancuran merupakan peserta karnaval yang di nanti-nanti oleh masyarakat Salatiga yang sudah menjadi ciri khas Kampung Pancuran di even karnaval hari kemerdekaan.

 
Dokumen 2017
  
Tahun demi tahun, perlahan ide kreatif menciptakan sebuah komunitas Drum Blek, di ikuti oleh kampung-kampung lain nya yang ada di Salatiga. Dengan irama musik yang semakin kreatif dan dandanan pemain drum blek yang lebih menarik. Hingga drum blek mendapatkan ruang tersendiri di hati masyarakat Salatiga menjadi tontonan yang lebih menarik. Bahkan sekarang drum blek tidak hanya di tampilkan di even karnaval kemerdekaan saja. Bahkan drum blek juga di jadikan acara seremonial pemerintahan Salatiga di even-even tertentu, juga di mainkan di acara hajatan masyarakat.
Drum blek terus berkembang dan bermunculan di tiap-tiap kampung yang ada di salatiga. Bahkan banyak juga kota dan kabupaten setempat berlomba-lomba membentuk komunitas drum blek.
Drum Blek adalah sebuah kearifan lokal yang layak untuk di pertahankan agar menjadi budaya lokal asli Salatiga lebih khusus nya Kampung Pancuran, sebuah kesenian khas asli Salatiga.
Berharap drum blek lebh di kenal di kancah nasional dan internasional

0 Response to "Sejarah Drum Blek"

Post a Comment